February 7, 2017

Kisah Qabil dan Habil


Kisah Qabil dan Habil

 

Qabil dan Habil 


    Waktu terus berlalu. Pada tahun pertama sejak mereka dipertemukan
Hawa melahirkan sepasang anak kembar, lelaki dan perempuan. Si lelaki
dinamakan Qabil, yang perempuannya dinamakan Iqlima.

    Pada tahun berikutnya lahir lagi sepasang anak kembar, yaitu Habil dan
Labuda. Nabi Adam dan Hawa berharap keempat anak pertamanya ini
akan menurunkan anak cucu yang berkembang biak mengisi bumi Allah.

    Dibawah asuhan ayah ibunya yang penuh cinta kasih, tumbuhlah
keempat anak itu dengan cepatnya. Nabi Adam dan Hawa tidak membeda-bedakan
kasih sayang diantara anak-anaknya. Yang perempuan dididik
sesuai dengan kodrat wanita yaitu menolong ibunya dan mengurus rumah
tangga dan melakukan hal-hal yang menjadi tugas wanita. Sedang yang, laki-
laki mencari nafkah sesuai dengan bakat masing-masing. Qabil berusaha
dalam bidang pertanian, Habil berusaha di bidang peternakan.

    Ketika menginjak usia dewasa Allah memberi petunjuk kepada Nabi Adam
agar mengawinkan putra-putrinya. Qabil dikawinkan dengan adik Habil yang
bernama Labuda. Sedang Habil dikawinkan dengan adik Qabil yang bernama
Iqlima. Inilah syariat yang ditentukan Allah. Cara ini disampaikan Nabi
Adam kepada putra-putrinya. Namun Qabil menolaknya mentah-mentah. Ia
tidak mau dikawinkan dengan Labuda yang berwajah jelek, tidak secantik
adiknya sendiri yaitu Iqlima.

    Rupanya Qabil termakan bujukan Iblis, Ia lebih mempertuturkan hawa
nafsu daripada akalnya. Ia tidak mau menerima syariat yang ditetapkan Nabi
Adam.

    Nabi Adam adalah ayah yang bijaksana. Ia terus menasihati Qabil agar
menerima keputusan yang berasal dari Allah, namun Qabil tetap menolak.
Akhirnya Adam memrinyahkan kepada Qabil dan Habil mempersembahkan
qurban. Biarlah Allah sendiri yang akan menentukan masalah itu.

    Maka dengan disaksikan seluruh anggota keluarga Adam, Qabil dan Habil
mempersembahkan di atas bukit. Qabil mempersembahkan hasil
pertaniannya. Ia sengaja memilih hasil gandum dari jenis yang jelek. Sedang
Habil mempersembahkan seekor kambing terbaik dan paling ia sayangi.

    Dengan berdebar-debar mereka menyaksikan dari jauh. Tak lama kemudian
nampak api besar menyambar kambing persembahan Habil. Sedangkan
gandum persembahan Qabil tetap utuh, berarti qurbannya tidak diterima.

    Qabil sangat kecewa melihat kenyataan itu. Ia terpaksa
menerima keputusan itu. Padahal hatinya tetap tidak mau menerimanya. Maka
berlangsunglah pernikahan itu. Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlima.

    Hari-hari berlalu. Iblis datang merasuki pikiran Qabil. Ia membisikan
sesuatu. Bahwa jika Qabil dapat membunuh Habil tentulah ia akan dapat
mengawini Iqlima yang cantik jelita. Hal ini terus menerus dilakukan oleh Iblis
tanpa jemu dan bosan.

    Pada dasarnya nafsu Qabil memang ingin memiliki Iqlima, maka ia
turuti bisikan iblis itu.

    Pada suatu hari, ketika Habil menggembalakan ternaknya di tempat
yang sepi. Jauh dari pemukiman Nabi Adam dan Hawa. tiba-tiba tanpa
setahu Habil saudaranya itu memukul kepalanya dengan keras sekali.

    Maka matilah Habil. Inilah pembunuhan pertama atas umat manusia di
bumi. Iblis tertawa kesenangan, ia sudah mempunyai teman.

    Setelah Habil mati, Qabil merasa kebingungan. Diguncang-
guncangkan tubuh saudaranya itu, tentu saja tak mau bergerak. Lalu ia
bawah kesana kemari. Ia benar-benar kacau, tak tahu harus dikemanakan
mayat saudaranya itu. Ia merasa menyesal, air matanya berlinangan.

    Pada saat Qabil kebingungan, Allah memberikan ilham melalui burung
gagak. Ada dua ekor burung gagak yang berebut hendak memetuk mayat
Habil. Burung gagak itu bertarung. Salah seekor tewas dalam pertarungan
itu. Lalu burung gagak yang masih hidup menggali tanah. Burung gagak
yang mati ditarik kedalam tanah dan ditimbuninya.

    Demikianlah, Habil meniru perbuatan burung gagak itu. Ia menggali
tanah dan menguburkan mayat saudaranya itu. Namun setelah
selesai menguburkan mayat saudaranya, ia tetap merasa gelisah. Apa yang
dikatakannya kepada bapaknya-Nabi Adam.
Ia tidak berani pulang. Rasa bersalah membuatnya merasa ketakutan sendiri.
Lebih-lebih pada waktu ia melihat ayahnya dari atas bukit datang
menghampiri. Qabil makin panik. Ia melarikan diri. Masuk hutan, mendaki
gunung dan menuruni jurang.

    Nabi Adam dan Hawa merasa sedih atas kejadian itu. Sebab beliau itu
hanyalah manusia biasa yang mempunyai hati dan perasaan. Beliau pasrah kepada
Allah dan menerimanya sebagai takdir dan kehendak-Nya.
Ia bermohon untuk diri dan keluarganya agar dikaruniai kesabaran dan
keteguhan iman. Serta bertaubat, beristighfar mohon pengampunan
Allah.

    Selama beberapa tahun ibu Hawa melahirkan putra-putri kembar.
sehingga anak turunnya demikian banyak. Maka berkembanglah anak
manusia keturunan Nabi Adam.

Baca Juga !!! : Asal Mula Langit, Bumi, Malaikat, dan Jin atau Iblis

    Setelah manusia berkembang demikian banyak, dan Nabi Adam
meninggal dunia. Banyak umat manusia yang berpaling dari
kebenaran. Untuk mengingatkan manusia dari kelalaian maka Allah
mengutus Nabi Idris sebagai Nabi dan Rasul.

Related Posts

Kisah Qabil dan Habil
4/ 5
Oleh